Ini Risiko Tersembunyi Memelihara Kucing yang Wajib Diketahui Pemula

Sabtu, 08 November 2025 | 11:03:51 WIB
Ini Risiko Tersembunyi Memelihara Kucing yang Wajib Diketahui Pemula

JAKARTA - Memelihara kucing memang memberi kebahagiaan tersendiri, mulai dari tingkah lucu hingga suara mendengkur yang menenangkan. Namun, di balik gemasnya, ada beberapa risiko kesehatan serius yang perlu diperhatikan sebelum membawa kucing ke rumah.

Sebagian orang mungkin baru menyadari risiko ini ketika muncul gejala alergi atau infeksi. Mengetahui potensi bahaya sejak awal membantu pemilik kucing lebih siap dan bijak dalam merawat hewan peliharaan.

Alergi dan Gangguan Pernapasan

Kucing menghasilkan protein dalam air liur, urine, dan serpihan kulit (dander) yang bisa memicu alergi. Partikel kecil ini mudah terhirup dan menimbulkan gejala seperti bersin, hidung tersumbat, mata berair, hingga asma, terutama pada anak-anak dan orang dengan sistem imun lemah.

Sekitar 10–20% populasi dunia mengalami alergi terhadap kucing, dan risiko meningkat bila paparan terus-menerus di ruang tertutup. Ventilasi rumah yang baik dan kebersihan rutin sangat penting untuk meminimalkan dampak ini.

Infeksi dari Gigitan dan Cakaran

Gigitan atau cakaran kucing dapat menyebabkan cat-scratch disease akibat bakteri Bartonella henselae. Bakteri ini biasanya dibawa oleh kutu dan menular saat kulit terluka, memicu benjolan merah, pembengkakan kelenjar getah bening, demam ringan, hingga kelelahan.

Pada anak-anak atau orang dengan imun lemah, infeksi bisa berkembang menjadi komplikasi serius pada hati, jantung, atau otak. Antibiotik seperti azithromycin biasanya diperlukan bila infeksi cukup berat, meski banyak kasus sembuh dalam beberapa minggu.

Parasit dari Feses dan Kotak Pasir

Toxoplasma gondii hanya berkembang di sistem pencernaan kucing dan keluar lewat feses. Setelah 1–5 hari, parasit ini menjadi infeksius, sehingga ibu hamil atau orang dengan daya tahan tubuh rendah sangat berisiko mengalami komplikasi serius.

Infeksi pertama kali pada masa hamil bisa menyebabkan cerebral palsy, kebutaan, atau kelahiran mati. Pencegahan utama termasuk membersihkan kotak pasir setiap hari, menggunakan sarung tangan, dan tidak memberi kucing daging mentah.

Risiko Parasit Kulit dan Infeksi Jamur

Kucing juga bisa membawa parasit seperti kutu, cacing gelang Toxocara cati, dan jamur Microsporum canis penyebab ringworm. Penularan terjadi saat kontak langsung dengan hewan atau area yang terkontaminasi, menimbulkan bercak merah bersisik dan gatal pada manusia.

Risiko lebih tinggi pada anak-anak dan lansia yang rentan. Pencegahan termasuk menjaga kebersihan area kucing, rutin grooming, pemberian antiparasit, dan pemeriksaan kesehatan berkala.

Pyometra pada Kucing Betina yang Belum Disteril

Pyometra adalah infeksi rahim serius pada kucing betina yang belum disteril, disebabkan akumulasi hormon progesteron setelah masa birahi. Nanah menumpuk di rahim dan bisa menjadi kondisi darurat bila tidak segera diatasi.

Tanpa tindakan medis cepat, risiko sepsis dan kerusakan organ internal sangat tinggi. Sterilisasi tepat waktu sebelum masa reproduksi adalah cara terbaik untuk mencegah pyometra sekaligus mengurangi beban perawatan di masa mendatang.

Tips Aman Memelihara Kucing

Pastikan kucing yang dibawa ke rumah sehat, divaksin, dan rutin diperiksa ke dokter hewan. Kebersihan kotak pasir, area bermain, serta pembersihan rambut dan dander secara rutin sangat penting untuk mengurangi risiko infeksi dan alergi.

Gunakan sarung tangan saat membersihkan kotak pasir atau menangani kucing yang sedang sakit. Dengan perawatan dan pencegahan yang tepat, memelihara kucing tetap aman dan menyenangkan tanpa mengorbankan kesehatan keluarga.

Terkini