Energi

Prabowo Siapkan Strategi Jitu Dorong Ketahanan Energi Nasional 2026

Prabowo Siapkan Strategi Jitu Dorong Ketahanan Energi Nasional 2026
Prabowo Siapkan Strategi Jitu Dorong Ketahanan Energi Nasional 2026

JAKARTA - Ketahanan energi menjadi salah satu fokus utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Untuk mewujudkan kemandirian energi yang berkelanjutan, pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 402,4 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2026. Langkah ini menjadi sinyal kuat komitmen Indonesia untuk menghadapi tantangan energi di masa depan.

Definisi dan Pentingnya Ketahanan Energi bagi Indonesia

Ketahanan energi adalah kemampuan sebuah negara dalam menyediakan akses energi yang kontinu, terjangkau, dan ramah lingkungan. Dalam dokumen Nota Keuangan RAPBN 2026, pemerintah menegaskan bahwa ketahanan energi mencakup empat aspek utama: ketersediaan, keterjangkauan, aksesibilitas, dan akseptabilitas energi.

Keempat aspek ini menjadi kunci agar energi yang disediakan tidak hanya cukup dan murah, tetapi juga dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat dengan tetap menjaga kelestarian alam. Dengan kondisi tersebut, sektor energi diharapkan dapat mendukung stabilitas ekonomi dan memperkuat daya saing nasional.

Anggaran Besar untuk Ketahanan Energi: Fokus pada Migas dan Energi Terbarukan

Pemerintah menyiapkan anggaran Rp 402,4 triliun yang diarahkan untuk beberapa program prioritas di sektor energi. Salah satunya adalah peningkatan lifting minyak dan gas bumi (migas) agar produksi dalam negeri semakin optimal. Target lifting minyak Indonesia ditetapkan untuk mencapai 610 ribu barel per hari pada tahun 2026, sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor.

Selain itu, percepatan transisi energi ke sumber baru dan terbarukan (EBT) juga menjadi fokus utama. Pemerintah mendorong pengembangan energi hijau seperti tenaga surya, angin, dan biomassa sebagai sumber energi masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Tantangan Berat dalam Mewujudkan Ketahanan Energi

Meskipun langkah strategis sudah disiapkan, pemerintah harus menghadapi sejumlah tantangan besar:

1. Penurunan Produksi Minyak Bumi

Data menunjukkan lifting minyak Indonesia menurun dari 707 ribu barel per hari pada 2020 menjadi 579,7 ribu barel per hari pada 2024. Penurunan ini mengakibatkan kebutuhan impor minyak meningkat, yang berkontribusi pada defisit neraca perdagangan sektor migas.

2. Dominasi Energi Fosil

Sebagian besar sumber energi nasional masih berasal dari bahan bakar fosil, dengan batubara, minyak bumi, dan gas bumi menyumbang sekitar 85% total konsumsi energi. Energi Baru Terbarukan baru mencapai sekitar 14,68% pada 2024, jauh dari target ideal untuk mengurangi emisi karbon.

3. Investasi dan Infrastruktur EBT yang Terbatas

Pengembangan EBT masih terkendala oleh keterbatasan infrastruktur seperti jaringan transmisi listrik dan daya tarik investasi yang belum maksimal. Hal ini memperlambat pertumbuhan sektor energi hijau yang menjadi tulang punggung ketahanan energi masa depan.

4. Subsidi Energi yang Kurang Tepat Sasaran

Subsidi energi dan kompensasi pemerintah saat ini belum sepenuhnya tepat sasaran, dimana sebagian besar subsidi masih dinikmati oleh golongan masyarakat mampu. Kondisi ini membebani anggaran negara dan menimbulkan ketidakefisienan dalam pengelolaan fiskal sektor energi.

Strategi Pemerintah untuk Memperkuat Ketahanan Energi 2026

Pemerintah merespon berbagai tantangan tersebut dengan menjadikan ketahanan energi sebagai agenda prioritas nasional di tahun 2026. Berikut langkah-langkah strategis yang disiapkan:

Meningkatkan Produksi Migas
Melalui insentif dan kebijakan yang mendukung investasi di sektor hulu migas, pemerintah berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas dalam negeri sehingga impor dapat ditekan.

Menstabilkan Harga Energi
Upaya pengendalian harga bahan bakar minyak dan gas agar tetap stabil sehingga masyarakat dan pelaku usaha tidak terbebani fluktuasi yang tajam.

Mempercepat Transisi ke Energi Terbarukan
Pemerintah mendorong percepatan pembangunan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan dengan memperbaiki regulasi, insentif fiskal, dan pengembangan infrastruktur pendukung.

Mendorong Ekonomi Hijau
Pengembangan ekonomi hijau tidak hanya mengutamakan sumber energi bersih, tapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Optimalisasi Subsidi dan Kompensasi Energi
Revitalisasi sistem subsidi agar tepat sasaran, mengurangi pemborosan anggaran, serta mendukung penggunaan energi yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Harapan dan Prospek Ketahanan Energi Indonesia

Ketahanan energi yang kokoh menjadi fondasi utama bagi Indonesia untuk menghadapi berbagai dinamika ekonomi global, seperti fluktuasi harga minyak dunia dan tekanan perubahan iklim. Dengan anggaran besar dan strategi yang jelas, diharapkan Indonesia bisa memperkuat kemandirian energi sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan.

Presiden Prabowo Subianto melalui pemerintahan yang dipimpinnya berkomitmen memastikan ketahanan energi bukan hanya sekedar jargon, tetapi diwujudkan dengan tindakan nyata yang berdampak positif bagi rakyat dan ekonomi nasional.

Ketahanan energi adalah isu strategis yang harus diperhatikan secara serius oleh pemerintah Indonesia. Pemerintahan Presiden Prabowo telah mempersiapkan anggaran besar dan strategi terpadu untuk meningkatkan produksi migas, mempercepat pengembangan energi baru terbarukan, serta mengoptimalkan subsidi energi. Meski menghadapi berbagai tantangan seperti penurunan lifting minyak dan dominasi energi fosil, langkah yang disiapkan diharapkan dapat menjamin akses energi yang berkelanjutan, terjangkau, dan ramah lingkungan untuk Indonesia 2026 dan seterusnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index