JAKARTA - Kinerja keuangan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) menunjukkan lonjakan tajam sepanjang Januari–September 2025.
Emiten agribisnis yang kini dikendalikan oleh First Resources Limited (FRL) ini berhasil mencatat laba bersih naik 1.520% secara tahunan, menandakan pemulihan signifikan dari tahun sebelumnya.
Mengutip Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ANJT membukukan pendapatan sebesar US$ 187,78 juta per kuartal III 2025. Angka ini tumbuh 11,5% year on year (YoY) dibandingkan periode sama tahun lalu yang senilai US$ 168,41 juta.
Kenaikan pendapatan ini sebagian besar didorong oleh segmen minyak sawit mentah (CPO) yang menjadi tulang punggung bisnis perusahaan dengan kontribusi US$ 155,91 juta. Selain itu, segmen inti sawit juga memberikan kontribusi besar senilai US$ 25,01 juta, disusul edamame US$ 3,69 juta, cangkang sawit US$ 1,17 juta, dan tandan buah segar US$ 1,05 juta.
Segmen lainnya seperti tepung sagu (US$ 591 ribu), sertifikat RSPO (US$ 6,5 ribu), serta lain-lain (US$ 18 ribu) turut menyumbang meski dalam porsi kecil.
Efisiensi Beban dan Penguatan Laba
Salah satu faktor utama lonjakan laba ANJT adalah efisiensi beban pokok pendapatan yang menurun dari US$ 141,88 juta menjadi US$ 137,60 juta per akhir September 2025. Penurunan beban ini langsung berdampak positif terhadap laba bruto yang melonjak 89,1% YoY, dari US$ 26,53 juta menjadi US$ 50,18 juta.
Hasilnya, laba bersih atau laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat signifikan menjadi US$ 24,28 juta, atau naik lebih dari 1.520% dibanding US$ 1,49 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Kinerja tersebut turut mengangkat laba per saham dasar menjadi US$ 0,0072, dari sebelumnya hanya US$ 0,0004 di kuartal III-2024.
Posisi Keuangan Menguat di Tengah Ekspansi
Per 30 September 2025, total aset ANJT tercatat US$ 595,01 juta, meningkat dari US$ 573,20 juta di akhir 2024. Pertumbuhan ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperkuat neraca keuangan sekaligus mempertahankan ekspansi bisnisnya.
Liabilitas perusahaan juga naik tipis menjadi US$ 184,52 juta dari US$ 181,31 juta di akhir tahun sebelumnya. Sementara itu, ekuitas meningkat dari US$ 391,89 juta menjadi US$ 410,49 juta, mencerminkan adanya penguatan modal dan hasil usaha positif.
Selain itu, kas dan setara kas perusahaan ikut melonjak tajam dari US$ 8,85 juta pada kuartal III-2024 menjadi US$ 18,18 juta di periode yang sama tahun ini. Peningkatan ini menandakan arus kas operasi yang lebih sehat serta pengelolaan keuangan yang lebih efisien.
Dampak Akuisisi First Resources terhadap Kinerja ANJT
Lonjakan kinerja ANJT juga tak lepas dari restrukturisasi kepemilikan. Tahun ini, First Resources Limited (FRL) resmi menjadi pengendali baru setelah merampungkan proses mandatory tender offer (MTO) terhadap saham ANJT.
Dalam aksi korporasi yang dilakukan pada 3 Oktober 2025, FRL membeli 159.236.789 saham ANJT dengan harga pelaksanaan Rp 1.813 per saham, sehingga total transaksi mencapai Rp 288,69 miliar.
Pasca-transaksi, kepemilikan langsung FRL atas saham ANJT meningkat dari 91,17% menjadi 95,92%, atau setara 3.217.218.477 saham. Selain itu, FRL juga menguasai saham ANJT secara tidak langsung melalui PT Ciliandra Perkasa, yang memegang 82.837.946 saham.
Ciliandra Fangiono, Chief Executive Officer FRL, menegaskan bahwa akuisisi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat sinergi bisnis dan meningkatkan efisiensi operasional di sektor agribisnis.
“Langkah ini adalah bagian dari proses akuisisi sebagai pengendali baru dan bentuk komitmen kami dalam memperkuat posisi ANJT di pasar,” ujar Ciliandra, dikutip dari keterangannya.
Prospek Cerah di Tengah Volatilitas Industri Sawit
Kinerja ANJT yang melonjak ribuan persen menjadi sinyal positif bagi investor, terutama di tengah tantangan global seperti fluktuasi harga CPO dan isu keberlanjutan lingkungan. Strategi diversifikasi portofolio yang mencakup edamame dan tepung sagu, serta peningkatan efisiensi biaya, menjadi kombinasi penting dalam menjaga stabilitas pendapatan perusahaan.
Selain itu, dukungan dari FRL sebagai pengendali baru diharapkan memberikan akses yang lebih luas terhadap jaringan distribusi dan efisiensi rantai pasok. Dengan modal keuangan yang kuat serta strategi bisnis yang adaptif, ANJT berpeluang melanjutkan tren positif hingga akhir tahun 2025.
Secara keseluruhan, sinergi antara efisiensi internal dan kepemilikan baru menjadi katalis utama di balik lonjakan laba 1.520% ANJT, menandai fase pertumbuhan baru bagi salah satu pemain penting di industri agribisnis Indonesia.