JAKARTA - Kinerja positif kembali ditunjukkan PT Asuransi Central Asia (ACA) melalui lini bisnis marine cargo yang berhasil mencatat pertumbuhan premi signifikan pada kuartal III/2025. Kepala Divisi Marine & Aviation ACA, Hasudungan Sianipar, menjelaskan bahwa pertumbuhan lini usaha ini mencapai 51% secara tahunan (year-on-year).
“Yaitu dari Rp127,8 miliar menjadi Rp192,7 miliar, sehingga premi marine cargo berkontribusi atas total portofolio perusahaan sebesar 4,82%,” ujarnya di Jakarta, Jumat (7 November 2025).
Menurut Hasudungan, peningkatan kinerja tersebut menunjukkan bahwa sektor asuransi pengangkutan barang atau marine cargo masih memiliki potensi besar di tengah aktivitas ekspor-impor yang terus tumbuh. Kenaikan nilai ekspor nasional dan pemulihan rantai pasok global menjadi salah satu faktor yang mendukung tren positif ini.
Komoditas Ekspor Jadi Pendorong Utama
Dalam pencapaian ini, ACA mencatat bahwa sebagian besar permintaan perlindungan asuransi berasal dari komoditas ekspor. Hasudungan menjelaskan bahwa produk tambang seperti batu bara dan hasil pertanian serta perkebunan seperti crude palm oil (CPO) dan turunannya menjadi penyumbang utama peningkatan premi.
“Komoditas ekspor yang mendominasi permintaan perlindungan asuransi adalah mining product seperti batu bara dan hasil growing crops seperti CPO dan turunannya,” jelasnya.
Selain dari sektor ekspor, ACA kini memperluas jangkauan bisnis marine cargo ke sektor logistik domestik. Perusahaan mulai bekerja sama dengan perusahaan kurir besar seperti JNE, Tiki, Ninja Express, dan Pos Indonesia, serta menggandeng perusahaan trucking untuk memperkuat jaringan distribusi.
Langkah ini diambil agar ACA tidak hanya bergantung pada sektor ekspor, tetapi juga mampu menggarap potensi pasar dalam negeri yang terus berkembang. Strategi diversifikasi ini diharapkan dapat menjaga pertumbuhan premi tetap stabil di tengah dinamika ekonomi global.
Tantangan dan Strategi Menghadapi Kompetisi
Meski pertumbuhan signifikan berhasil diraih, Hasudungan mengakui masih ada tantangan besar yang dihadapi dalam memasarkan produk marine cargo. Salah satunya adalah kompetisi tarif yang tidak terkendali, terutama dari para broker asuransi yang menawarkan harga rendah untuk menarik klien.
“Kompetisi tarif yang tidak terkendali khususnya yang diberikan oleh para broker asuransi menjadi tantangan tersendiri. Strategi kami, memaksimalkan potensi bisnis dari direct client melalui agency,” ujar Hasudungan.
Menurutnya, pendekatan langsung kepada nasabah korporasi menjadi cara efektif untuk menjaga kualitas layanan sekaligus menghindari perang harga yang berlebihan di pasar. ACA juga terus memperkuat kolaborasi internal melalui peningkatan kapasitas agen dan digitalisasi sistem pemasaran agar layanan lebih cepat dan efisien.
Pandangan Pengamat dan Prospek Pasar
Pengamat asuransi Wahyudin Rahman menilai tantangan yang dihadapi ACA juga dirasakan oleh banyak perusahaan asuransi lainnya. Menurutnya, persaingan harga dan rendahnya kesadaran pelaku ekspor kecil terhadap pentingnya asuransi masih menjadi hambatan utama bagi pertumbuhan industri marine cargo.
“Rendahnya kesadaran eksportir kecil terhadap pentingnya asuransi dan fluktuasi global yang memengaruhi volume ekspor serta biaya reasuransi turut menjadi tantangan,” jelasnya.
Ia menyarankan agar perusahaan asuransi memperkuat transformasi digital serta membangun kerja sama strategis dengan pelaku logistik dan perdagangan. Edukasi pasar kepada eksportir UMKM juga penting dilakukan untuk memperluas penetrasi asuransi di segmen yang belum banyak tersentuh.
Menurut Wahyudin, strategi bundling produk asuransi dengan layanan ekspor dapat menjadi solusi efektif. Dengan model ini, pelaku ekspor mendapatkan perlindungan otomatis dalam setiap aktivitas pengiriman barang, tanpa harus mengajukan asuransi secara terpisah.
Proyeksi Pertumbuhan Hingga Akhir Tahun
Lebih jauh, Wahyudin memperkirakan bahwa kinerja lini marine cargo secara nasional akan terus tumbuh di kisaran 7% hingga 10% hingga akhir 2025. Pertumbuhan ini sejalan dengan kinerja ekspor Indonesia yang masih menunjukkan tren positif meski di tengah tekanan global.
“Sementara itu, untuk dua sampai tiga tahun ke depan, prospek tetap positif meski bergantung pada stabilitas ekonomi global dan kelancaran program hilirisasi nasional,” katanya.
Pandangan tersebut juga sejalan dengan optimisme ACA yang terus memperluas bisnis melalui kolaborasi lintas industri. Dengan inovasi produk, efisiensi sistem, dan penguatan jaringan mitra logistik, ACA berharap bisa mempertahankan tren pertumbuhan dua digit dalam jangka menengah.
Ekspor Nasional Masih Tumbuh Kuat
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai ekspor Indonesia sepanjang Januari–September 2025 mencapai US$209,80 miliar, atau naik 8,14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa ekspor nonmigas menjadi motor utama pertumbuhan ekspor nasional.
“Nilai ekspor migas mencapai US$10,03 miliar atau turun 14,09%, sementara ekspor nonmigas naik sebesar 9,57% dengan nilai US$199,77 miliar,” paparnya.
Kenaikan ekspor nonmigas tersebut memperlihatkan kuatnya permintaan global terhadap produk-produk unggulan Indonesia, seperti hasil tambang, CPO, serta produk olahan industri. Kondisi ini menjadi kabar baik bagi industri asuransi marine cargo karena meningkatnya volume pengiriman barang otomatis memperluas kebutuhan perlindungan asuransi.
Dengan pertumbuhan ekspor yang solid, ACA optimistis permintaan polis asuransi pengangkutan barang akan tetap tinggi hingga akhir tahun. Selain itu, program hilirisasi yang terus digencarkan pemerintah juga akan memperluas jenis komoditas yang membutuhkan perlindungan pengiriman.
Kinerja gemilang ACA dalam lini marine cargo memperlihatkan bahwa industri asuransi masih menjadi bagian vital dari rantai perdagangan global. Dengan strategi ekspansi ke sektor logistik, peningkatan layanan digital, serta penguatan kerja sama dengan pelaku ekspor, ACA berkomitmen mempertahankan momentum positifnya hingga tahun-tahun mendatang.
Ke depan, kombinasi antara pertumbuhan ekspor, inovasi produk, dan manajemen risiko yang kuat diharapkan menjadikan ACA sebagai salah satu pemain utama di industri asuransi pengangkutan barang nasional.